Chapter "Kekuasaan dan Emirat di Kalangan Bangsa Arab" dalam Sirah Nabawiyah membahas tentang berbagai kekuasaan dan emirat yang ada di kalangan bangsa Arab pada masa kehidupan Nabi Muhammad. Sub-tema yang mencakup raja-raja di Yaman, raja-raja di Hirah, raja-raja di Syam, kekuasaan di Hijaz, kekuasaan di seluruh penjuru Arab, serta kondisi politik, memberikan gambaran tentang struktur politik Arab pada masa itu. Mari kita bahas secara lengkap.
1. Raja-raja di Yaman
Di Yaman, terdapat berbagai kerajaan yang memiliki pengaruh politik dan kekuatan militer. Beberapa kerajaan yang terkenal adalah Kerajaan Saba (Sheba), Himyar, dan Hadramaut. Kerajaan-kerajaan ini dikenal karena kekayaan mereka yang berasal dari perdagangan dan pertanian yang subur di daerah tersebut. Penguasa Yaman pada masa itu sering kali menggunakan gelar "Raja" dan memiliki kendali atas wilayah-wilayah mereka.
2. Raja-raja di Hirah
Hirah adalah sebuah kota di wilayah Mesopotamia yang dikuasai oleh bangsa Arab. Raja-raja Hirah berasal dari suku Lakhmid, yang merupakan salah satu suku Arab yang kuat pada masa itu. Raja-raja Lakhmid memiliki pengaruh politik yang signifikan dan sering kali menjadi sekutu atau musuh bangsa Arab lainnya. Mereka juga berperan dalam mengendalikan rute perdagangan penting antara Arab dan wilayah Persia.
3. Raja-raja di Syam
Di wilayah Syam (termasuk wilayah yang sekarang merupakan bagian dari Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania), terdapat berbagai kerajaan dan kekuatan politik yang berpengaruh. Beberapa kerajaan terkenal adalah Kerajaan Ghassaniyah dan Kerajaan Lakhmid (yang juga memiliki kekuasaan di Hirah). Raja-raja Syam memiliki peran penting dalam politik regional dan sering kali terlibat dalam pertempuran melawan kekuatan-kekuatan lain, termasuk dengan bangsa Arab.
4. Kekuasaan di Hijaz
Hijaz adalah wilayah di Arab yang meliputi Mekah dan Madinah. Pada masa itu, Hijaz dikuasai oleh suku-suku Arab, dan kekuasaan politik berada di tangan pemimpin suku atau keluarga bangsawan. Quraisy, suku Nabi Muhammad, merupakan salah satu suku yang memiliki pengaruh kuat di Hijaz, terutama di Mekah. Pemimpin suku atau "sheikh" memegang peran penting dalam kehidupan politik dan sosial Hijaz.
5. Kekuasaan di Seluruh Penjuru Arab
Selain kekuasaan di wilayah-wilayah yang disebutkan di atas, terdapat juga kekuasaan dan emirat di berbagai wilayah lain di Arab. Misalnya, di Oman, terdapat Dinasti Azd yang memiliki pengaruh politik yang signifikan. Di Najd, terdapat suku-suku seperti Banu Hanifah dan Banu Tamim yang memiliki kekuasaan lokal. Bangsa Arab pada masa itu terdiri dari berbagai suku dan kelompok yang memiliki struktur politik dan otonomi yang berbeda-beda.
6. Kondisi Politik
Kondisi politik pada masa itu ditandai dengan adanya persaingan kekuasaan antara suku-suku Arab, kerajaan regional, dan kekuatan luar seperti Kekaisaran Romawi dan Persia. Pertempuran, perjanjian, dan persekutuan politik sering terjadi antara berbagai entitas politik ini. Pada saat yang sama, perubahan politik dan sosial sedang terjadi, dan masyarakat Arab secara bertahap mulai mencari alternatif untuk memecahkan perselisihan dan pertikaian melalui penyelesaian damai.
Demikianlah singkat cerita isi dalam buku tersebut mengenai kekuasaan dan emirat di kalangan bangsa Arab yang dicakup dalam chapter Sirah Nabawiyah. Topik ini memberikan wawasan tentang struktur politik dan kekuasaan di Arab pada masa kehidupan Nabi Muhammad, dan memahami konteks politik ini sangat penting dalam memahami tantangan yang dihadapi dan peran Nabi Muhammad dalam membentuk masyarakat dan negara Islam.
Nantikan lanjutannya ya,,
Sahrul Gunawan,
Referensi : dikutip dalam buku Sirah Nabawiyah sejarah kehidupan Nabi Muhammad Ummul Qura